Dulu ketika aku masih duduk di bangku SMP, aku merasa tidak
memiliki hobi ataupun kemampuan yang bisa kusalurkan. Namun semenjak aku mengikuti
pelatihan sastra, aku mulai merasa kalau aku memiliki hobi. Pelatihan sastra
tersebut memberikan dampak yang baik untukku. Aku mulai mencintai dan mengenal
lebih dalam tentang dunia sasta.
Ketika dunia sastra telah menjadi sebagian hidupku, aku mulai terjun
dalam dunia tulis menulis. Aku mencoba untuk menulis apa saja. Baik menulis
cerpen, puisi, ataupun berupa artikel singkat. Jika tidak menulis dalam sehari,
aku merasa ada yang kurang dalam hidupku. Dunia tulis seperti telah menyatu
dengan kehidupanku.
Aku melangkah pada kesungguhan dunia menulis. Semenjak kelas
VIII aku telah aktif menulis, dan
mencoba menyalurkan karya tulisku melalui mading sekolah. Tidak hanya melalui
mading, aku juga menyalurkannya pada media cetak seperti Padang Ekspres. Namun
sayang, satupun karyaku tidak pernah dimuat. Tidak dimuatnya karyaku oleh media
cetak bukan membuatku putus asa atau berhenti untuk menulis. Malahan dengan
ditolaknya karyaku membuat semangatku untuk menulis semakin besar. Aku terus
menulis dan menulis. Aku belajar, dan membaca berbagai buku tentang teknik
dalam menulis. Selain teknik dari menulis, beberapa teori tentang kebahasaan
dan penyusunan kalimat mulai kupahami. Karena suatu karya sastra tanpa mengerti
tentang kebahasaan, karya itu akan terasa hambar dan sulit diterima oleh banyak
orang.
Kecintaanku pada dunia sastra juga memunculkan hobi baru
untukku. Aku mulai mengoleksi berbagai novel, dan beberapa karya sastra lama.
Setiap bulan, aku selalu menghabiskan uang untuk membeli satu novel. Aku
menganggap bahwa dengan membaca berbagai karya orang lain, aku akan mendapatkan
beberapa cara penulisan dan style
yang unik dari si penulis.
Sastra juga mengajarkanku tentang dunia musik. Karena setiap
lirik lagu kebanyakan berawal dari puisi. Aku
lebih menyukai mendengarkan lagu, dan mengartikan setiap makna dari lagu
tersebut. Tidak jarang makna dari lagu memberikan inspirasi bagiku untuk
menulis cerpen. Dunia sastra memang memberikan dampak yang luar biasa untukku.
Beralih dari hobiku tentang menulis. Sebelum aku mengenal
tulisan, aku memiliki cita-cita untuk menjadi seorang guru atau dosen.
Cita-citaku mulai tumbuh semenjak TK. Alasanku memilih menjadi seorang dosen
atau guru sangatlah biasa. Aku menyukai, dan terpesona cara mengajar guru TK
yang mengajariku saat itu. Hingga saat aku menduduki kelas XI, cita-citaku
untuk menjadi guru tetap utuh. Tidak ada satupun perubahan untuk cita-citaku.
Hanya saja semenjak mengenal dunia tulis, ada sedikit hasratku bercita-cita
menjadi seorang penulis. Namun, cita-citaku menjadi dosen atau guru tetap
berdiri kokoh. Cita-citaku menjadi penulis tidak sebesar keinginanku untuk
menjadi seorang guru. Aku menjadikan dunia tulis hanya sebagai hobi
semata,bukan cita-cita untukku.
Cita-cita adalah suatu harapan yang harus diraih. Aku
bercita-cita untuk menjadi seorang guru. Tidak hanya aku, tapi semua orang
menginginkan cita-citanya menjadi kenyataan. Namun suatu harapan jika tidak
dibarengi dengan usaha dan doa, hasilnya akan sia-sia. Semenjak SMP hingga saat
ini, aku terus belajar sungguh-sungguh, disiplin, dan tidak membuang waktu secara
percuma. Orangtuaku pernah berkata, bahwa
cita-cita tidak akan berhasil diraih tanpa kesungguhan dan keyakinan
yang kuat. Aku terus berkerja keras, sungguh-sungguh, dan melakukan apa yang
terbaik untuk orang-orang di sekitarku.
Jadi, hobi dan cita-cita adalah suatu hal yang saling terkait.
Sebagian orang ada yang berawal dari
hobi menjadi cita-cita. Begitu sebaliknya, ada sebagian orang yang tetap pada
cita-citanya dan menjadikan hobi tetaplah suatu kesenangan.
Aku masih ingat kata mutiara yang dikutip pada buku Negeri 5
Menara karya Ahmad Fuadi. Man Jadda Wa Jadda. Artinya, siapa
yang bersungguh pasti akan sukses. Kesungguhan adalah kunci dibalik dari
kesuksesan. Sungguh pada hobi yang disenangi, dan sungguh pada cita-cita yang
ingin diraih.
3 komentar:
InsyaAllah, pasti Allah menciptakan manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing,,,, bakat bisa di cari namun hidayah hanya Allah yang memberi... semangat..
Amiin Ya Allah :)
Aamiin
Posting Komentar