Labels

Senin, 06 Mei 2013

Hobi dan Cita-citaku

Dulu ketika aku masih duduk di bangku SMP, aku merasa tidak memiliki hobi ataupun kemampuan yang bisa kusalurkan. Namun semenjak aku mengikuti pelatihan sastra, aku mulai merasa kalau aku memiliki hobi. Pelatihan sastra tersebut memberikan dampak yang baik untukku. Aku mulai mencintai dan mengenal lebih dalam tentang dunia sasta.
Ketika dunia sastra telah menjadi sebagian hidupku, aku mulai terjun dalam dunia tulis menulis. Aku mencoba untuk menulis apa saja. Baik menulis cerpen, puisi, ataupun berupa artikel singkat. Jika tidak menulis dalam sehari, aku merasa ada yang kurang dalam hidupku. Dunia tulis seperti telah menyatu dengan kehidupanku.
Aku melangkah pada kesungguhan dunia menulis. Semenjak kelas VIII  aku telah aktif menulis, dan mencoba menyalurkan karya tulisku melalui mading sekolah. Tidak hanya melalui mading, aku juga menyalurkannya pada media cetak seperti Padang Ekspres. Namun sayang, satupun karyaku tidak pernah dimuat. Tidak dimuatnya karyaku oleh media cetak bukan membuatku putus asa atau berhenti untuk menulis. Malahan dengan ditolaknya karyaku membuat semangatku untuk menulis semakin besar. Aku terus menulis dan menulis. Aku belajar, dan membaca berbagai buku tentang teknik dalam menulis. Selain teknik dari menulis, beberapa teori tentang kebahasaan dan penyusunan kalimat mulai kupahami. Karena suatu karya sastra tanpa mengerti tentang kebahasaan, karya itu akan terasa hambar dan sulit diterima oleh banyak orang.
Kecintaanku pada dunia sastra juga memunculkan hobi baru untukku. Aku mulai mengoleksi berbagai novel, dan beberapa karya sastra lama. Setiap bulan, aku selalu menghabiskan uang untuk membeli satu novel. Aku menganggap bahwa dengan membaca berbagai karya orang lain, aku akan mendapatkan beberapa cara penulisan dan style yang unik dari si penulis.
Sastra juga mengajarkanku tentang dunia musik. Karena setiap lirik lagu kebanyakan berawal dari puisi. Aku  lebih menyukai mendengarkan lagu, dan mengartikan setiap makna dari lagu tersebut. Tidak jarang makna dari lagu memberikan inspirasi bagiku untuk menulis cerpen. Dunia sastra memang memberikan dampak yang luar biasa untukku.
Beralih dari hobiku tentang menulis. Sebelum aku mengenal tulisan, aku memiliki cita-cita untuk menjadi seorang guru atau dosen. Cita-citaku mulai tumbuh semenjak TK. Alasanku memilih menjadi seorang dosen atau guru sangatlah biasa. Aku menyukai, dan terpesona cara mengajar guru TK yang mengajariku saat itu. Hingga saat aku menduduki kelas XI, cita-citaku untuk menjadi guru tetap utuh. Tidak ada satupun perubahan untuk cita-citaku. Hanya saja semenjak mengenal dunia tulis, ada sedikit hasratku bercita-cita menjadi seorang penulis. Namun, cita-citaku menjadi dosen atau guru tetap berdiri kokoh. Cita-citaku menjadi penulis tidak sebesar keinginanku untuk menjadi seorang guru. Aku menjadikan dunia tulis hanya sebagai hobi semata,bukan cita-cita untukku.
Cita-cita adalah suatu harapan yang harus diraih. Aku bercita-cita untuk menjadi seorang guru. Tidak hanya aku, tapi semua orang menginginkan cita-citanya menjadi kenyataan. Namun suatu harapan jika tidak dibarengi dengan usaha dan doa, hasilnya akan sia-sia. Semenjak SMP hingga saat ini, aku terus belajar sungguh-sungguh, disiplin, dan tidak membuang waktu secara percuma. Orangtuaku pernah berkata, bahwa  cita-cita tidak akan berhasil diraih tanpa kesungguhan dan keyakinan yang kuat. Aku terus berkerja keras, sungguh-sungguh, dan melakukan apa yang terbaik untuk orang-orang di sekitarku.
Jadi, hobi dan cita-cita adalah suatu hal yang saling terkait. Sebagian orang  ada yang berawal dari hobi menjadi cita-cita. Begitu sebaliknya, ada sebagian orang yang tetap pada cita-citanya dan menjadikan hobi tetaplah suatu kesenangan. 
Aku masih ingat kata mutiara yang dikutip pada buku Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Man Jadda Wa Jadda. Artinya, siapa yang bersungguh pasti akan sukses. Kesungguhan adalah kunci dibalik dari kesuksesan. Sungguh pada hobi yang disenangi, dan sungguh pada cita-cita yang ingin diraih.

3 komentar:

Muhammad Luqni Baehaqi mengatakan...

InsyaAllah, pasti Allah menciptakan manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing,,,, bakat bisa di cari namun hidayah hanya Allah yang memberi... semangat..

Rifani Magrissa mengatakan...

Amiin Ya Allah :)

Muhammad Luqni Baehaqi mengatakan...

Aamiin

 

Translate

Cari Blog Ini

We Wish

Jika Kalian mengunjungi blog ini,tolong tinggalkan komentar unruk mengetahui seberapa menariknya blog ini makasih ^^