Labels

Senin, 06 Mei 2013

When I Went to Cibubur

Ini adalah tugas kedua yang diberikan ibu Gustini kepadaku setelah berhasil mengikuti Jambore Sastra dan Bahasa di Cibubur. Terimakasih banyak atas untukmu selalu, Bu :)
Selamat membaca :)
***

Pada tanggal 29 November  hingga 3 Desember 2011 lalu, Balai Bahasa Nasional mengadakan suatu kegiatan yang dinamakan “Jambore Bahasa dan Sastra”. Kegiatan ini diadakan di Cibubur, Jakarta. Saya sebagai siswa SMA Negeri 5 Padang merasa sangat bersyukur, dan bangga diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan itu.  Jambore Bahasa dan Sastra diikuti oleh setiap siswa, mahasiswa, dan beberapa perwakilan dari balai bahasa, dan pemuda. Setiap provinsi wajib mengutus kurang lebih 14 orang untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tujuan kegiatan itu, menghidupkan kembali bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Kegiatan Jambore Bahasa dan Sastra dibuka pada tanggal 29 November 2011 oleh wakil Menteri Pendidikan. Acara pembukaan tersebut sangat meriah, ditambah lagi dengan penampilan alat musik angklung, dan tarian rampak bedug. Setelah pembukaan tersebut, kegiatan langsung dimulai dengan pemberian sedikit materi tentang Nasionalisme oleh Mayjen TNI (Purn) Santo Budiono. Saya sangat menikmati materi yang disampaikan oleh beliau. Beliau menerangkan tentang bagaimana Nasionalisme yang ada di Indonesia, serta cara menumbuhkan rasa Nasionalisme yang benar. Inti dari pembicaraan itu adalah, bahasa merupakan kunci dari terbentuknya Nasionalisme yang baik. Karena, dengan bahasalah rasa Nasionalisme itu akan tumbuh.
Seusai  sholat Magrib, saya berserta teman-teman satu tenda kembali mendengarkan materi. Kali ini, saya sangat bersemangat. Karena pematerinya adalah seorang sastrawan terkenal, Putu Wijaya. Saya sangat antusias, dan serius mendengar yang beliau sampaikan. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Saya ingat beberapa perkataan dari Putu Wijaya salah satunya, sastra mengajarkan kita melihat dari sudut pandang yang berbeda. Maksudnya, sastra mengajarkan kita untuk melihat sesuatu dengan pandangan berbeda, tidak terfokus dengan satu pandangan. Lalu, Putu Wijaya juga menambahkan, menjadi seorang sastrawan kuncinya adalah berjuang untuk semuanya.
Kamis pagi, tepatnya tanggal 1 Desember 2011, saya berserta rombongan lain mengikuti agenda kegiatan Wisata Budaya. Kami mengunjungi Monas, dan museum Sejarah Nasional. Di dalam museum terdapat beberapa peninggalan sejarah Indonesia. Hal yang menarik bagi saya, di dalam museum tersebut terdapat penjelasan dari semua kerajaan yang pernah berkuasa di Indonesia.
Setelah puas menikmati museum Sejarah Nasional, kami beralih ke museum Gajah Mada yang letaknya tidak jauh dari Monumen Nasional. Di dalam sana, saya disambut oleh banyak patung, dan arca. Kira-kira, terdapat ratusan patung peninggalan Buddha dan Hindu. Tidak hanya patung yang terdapat di museum ini. Beberapa perkakas rumah tangga, rumah adat setiap provinsi, serta barang-barang pecah belah pada masa purbakala  dulu. Hm, begitu banyak ilmu dan wawasan yang saya terima di sini. Menjelang zhuhur, saya kembali ke Cibubur, dan mempersiapkan diri untuk menerima materi kembali.
Tidak terasa, penghujung acara pun datang. Jumat malam saya, dan peserta lainnya menyaksikan penutupan kegiatan itu dengan penampilan bakat, dan seni dari masing-masing provinsi. Sayangnya, dari provinsi Sumatera Barat tidak menampilkan apa-apa. Penampilan paling memukau dipersembahkan oleh provinsi Bali. Tarian mereka yang khas, apalagi ketika penari Bali itu memainkan matanya. Wah, saya sangat takjub melihatnya. Sesudah penampilan bakat, kami mengadakan malam api unggun hingga pergantian waktu. Hm, esok pagi saya, dan rombongan akan kembali melihat kota Padang tercinta.
Jambore Bahasa dan Sastra memberikan ilmu, pengalaman yang luar biasa bagi saya. Saya bisa menanmbah ilmu tentang bahasa dan sastra, menambah teman, menumbuhkan rasa percaya diri. Hal yang paling berkesan menurut saya adalah bertemu orang-orang dengan perbedaan agama, budaya, dan bahasa seperti Papua, Bali, Kalimantan. Serta bertukar bahasa dengan daerah tersebut.
Untuk teman-teman yang hobi menulis, seorang sastrawan mengatakan “ Jika kamu ingin menulis, maka berhentilah. Tapi, ketika kamu tidak ingin menulis, maka menulislah.” ^_^

Tidak ada komentar:

 

Translate

Cari Blog Ini

We Wish

Jika Kalian mengunjungi blog ini,tolong tinggalkan komentar unruk mengetahui seberapa menariknya blog ini makasih ^^