Labels

Kamis, 13 Juni 2013

Resensi : Noda Tak Kasatmata





Judul                 : Noda Tak Kasatmata
Pengarang       : Agnes Jessica
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit   : 2008
Cetakan            : Pertama 2008
Halaman           : 192 halaman


            Novel Noda Tak Kasatmata adalah salah satu novel fiksi karya Agnes Jessica. Novel ini mengangkat kisah tentang penyelidikan seorang mahasiswi IKIP Jakarta akan peristiwa pembantaian anggota PKI tahun 1965. Sarah—itulah nama mahasiswi IKIP yang dengan keyakinan ingin menulis skripsinya mengenai seluk beluk pembantaian anggota PKI tahun 1965. Untuk itu, ia mendatangi Desa Karya yang terletak di daerah Jombang. Daerah itu akan ia jadikan sebagai tempat penelitiannya selama seminggu sekaligus atas rekomendasi dari dosen pembimbingnya—Bu Asih.
            Selama seminggu di Jombang, sahabat Bu Asih yang bernama Pak Suprapto memberikan tempat menginap untuk Sarah. Ditambah lagi Pak Suprapto memiliki anak gadis bernama Lastri yang tentunya bisa membantu Sarah dalam penelitian. Sarah dengan senang hati menerima kebaikan Pak Suprapto dan keluarganya. Karena dengan begitu ia bisa lebih mudah melakukan penelitian. Namun, apa yang dipikirkannya tidak sesuai dengan kenyataan. Ketika di Jakarta ia membayangkan akan mudah mengorek informasi dari masyarakat setempat. Tetapi setiap Sarah menanyakan tentang pembantaian PKI, masyarakat bungkam. Hal itu seolah menandakan bahwa peristiwa yang telah terjadi belasan tahun hanya masa suram yang tak perlu diungkit.
            Penelitiannya tetap berlanjut, walaupun hanya sedikit informasi yang ia dapat. Sasaran utama atas penelitiaannya adalah Surya—laki-laki berwatak keras yang ternyata adalah anak dari korban pembantaian peristiwa tersebut. Masa lalu yang suram membuatnya tidak bersikap baik pada Sarah. Surya yang berstatus sebagai tamatan D3 matematika terpaksa menjadi petani dan penjual bawang di pasar. Hal ini disebabkan karena ia bekas anak PKI. Masa suram dan dampak terhadap kehidupannya kini menjadikan ia tidak terbuka dengan orang-orang asing.
            Namun, pertemuan- pertemuan yang tidak diduga dengan Sarah membuatnya mulai melunak. Ia mulai bersikap lebih baik kepada Sarah, bahkan membantu Sarah mendapatkan informasi dari Pakdenya. Hingga suatu malam, terjadilah sesuatu yang tidak pernah terpikir antara Surya dan Sarah. Suatu hal yang membuat Lastri yang ternyata calon istri Surya begitu marah pada Sarah.
            Novel yang berhasil ditulis oleh Agnes Jessica ini benar-benar memberikan pelajaran kepada kita tentang sejarah Indonesia. Bukan hanya sekedar sejarah, namun dampak dari sejarah yang ditimbulkan. Dari novel ini sangat jelas digambarkan betapa menderitanya masyarakat-masyarakat tak bersalah akibat partai komunis tersebut. Sejarah yang terkadang hanya dijadikan kamuflase atas pergolakan politik negara membuat rakyat buta akan kebenaran yang sesungguhnya. Agnes Jessica yang tidak diragukan bagaimana terampilnya ia menulis, benar-benar sukses menceritakan sejarah yang mayoritas dari kita masih awam akan peristiwa itu.
            Walaupun novel ini digolongkan sebagai novel dewasa, tetapi novel ini tidak menampilkan hal-hal yang dianggap orang tentang ‘dewasa’ itu sendiri. Novel ini dikatagorikan sebagai novel dewasa, mungkin karena kajiannya yang lebih berat dibanding novel-novel remaja lainnya. Novel ini seolah mengungkap sejarah dan asumsi yang selama ini dimakan mentah-mentah oleh masyarakat. Bagaimanapun cerita sejarahnya, setidaknya masyarakat bisa menilai apa yang sebenarnya terjadi dengan negara Indonesia sesungguhnya. Pro atau Kontra, tidak ada masalah karena itulah paham yang dianut masing-masing individu.

Tidak ada komentar:

 

Translate

Cari Blog Ini

We Wish

Jika Kalian mengunjungi blog ini,tolong tinggalkan komentar unruk mengetahui seberapa menariknya blog ini makasih ^^